Bencana Berulang: Banjir Bandang Terjang Pohuwato, 2 Tewas

Kabupaten Pohuwato kembali dilanda tragedi ketika banjir bandang menyapu sepuluh desa pada Jumat (20/6) malam, menewaskan dua warga, melenyapkan satu orang, dan memaksa ribuan penduduk mengungsi. Bencana yang dipicu hujan deras ini menjadi catatan kelam ketiga dalam tiga tahun terakhir bagi wilayah yang semakin rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Air Bah di Tengah Malam
Banjir menerjang sekitar pukul 22.00 WITA, saat warga terlelap. Hujan lebat sejak sore menyebabkan Sungai Lemito meluap, membawa gelombang air bercampur lumpur, kayu, dan puing yang menghancurkan permukiman. Desa Tuweya dan Desa Bohusami di Kecamatan Wanggarasi menjadi episentrum terdampak, dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter .

Air meluap sangat cepat… warga tidak sempat menyelamatkan barang,” ujar juru bicara BPBD Pohuwato, menggambarkan kepanikan malam itu .

Korban Jiwa dan Pengungsian Massal
Dua korban tewas teridentifikasi sebagai Ance Munu (42) dan Larastiari Lakoro (15) – tante dan keponakan yang terseret arus saat berusaha menyelamatkan diri. Satu warga lainnya masih dinyatakan hilang hingga Sabtu (21/6) .

Bencana ini menggenangi 340 rumah dan sebuah tempat ibadah, serta merusak akses jalan utama akibat longsor. Data terbaru menunjukkan 8.468 jiwa (2.542 KK) tersebar di sepuluh desa terdampak, dengan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Lemito (2.713 jiwa) . Hewan ternak seperti sapi juga mati bergelimpangan, memperparah kerugian ekonomi warga .

Respons Darurat: Bantuan Logistik dan Evakuasi
Tim gabungan (BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan) segera mendirikan posko pengungsian di balai desa. Kemensos mengirimkan bantuan logistik senilai Rp312,2 juta, termasuk 500 selimut, 300 tenda gulung, paket makanan anak, dan peralatan dapur melalui Sentra Tumou Tou Manado .

Menteri Sosial Gus Ipul menegaskan: “Presiden memerintahkan negara hadir… kami pastikan kebutuhan dasar terpenuhi,” sambil menyatakan duka atas korban jiwa .

Penyebab Sistemik: Dari Kemarau Basah hingga Tata Kelola Lingkungan
Badan Meteorologi menyebut fenomena kemarau basah – hujan di musim kemarau – sebagai pemicu, dengan pola serupa diprediksi hingga Agustus 2025 . Namun, akar masalahnya lebih dalam:

  1. Sistem Peringatan Dini yang Lemah: Minimnya alat deteksi dini banjir di daerah rawan .
  2. Degradasi Lingkungan: Kerusakan daerah hulu sungai akibat deforestasi mengurangi daya serap air .
  3. Infrastruktur Sungai Tua: Tanggul Sungai Lemito rusak parah dan endapan sedimen tidak tertangani .

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail mengakui: “Pembangunan tanggul tak cukup… kerusakan lingkungan di hulu harus diatasi” .

Riwayat Kerentanan: Banjir Berulang dalam 3 Tahun
Pohuwato memiliki catatan suram bencana serupa:

  • Maret 2023: Banjir di 6 kecamatan menggenangi 81 warga .
  • Maret 2025: 10 desa terendam, memaksa 2.546 jiwa mengungsi .
  • April 2025: Tanggul Sungai Lemito jebol, merendam 58 rumah .

BPBD menilai banjir 2025 ini sebagai yang terparah dalam tiga tahun terakhir, memperlihatkan kegagalan mitigasi berkelanjutan .

Jalan ke Depan: Mitigasi atau Berulangnya Bencana?
Pemerintah merancang solusi jangka pendek dan panjang:

  • Pengerukan Sungai Lemito dan perbaikan tanggul yang diusulkan ke pusat .
  • Pelatihan Siaga Bencana untuk warga, termasuk pembersihan saluran air dan rencana evakuasi .
  • Pemulihan Ekologis di hulu sungai untuk restorasi daerah resapan .

Abdul Muhari (BNPB) mengingatkan: “Waspadalah… ancaman banjir bandang dan longsor masih tinggi hingga 2026” .

Trauma di Balik Genangan
Bagi warga Pohuwato, banjir bukan lagi sekadar bencana alam, melainkan rutinitas yang traumatis. Seperti dialami Mari (45) di Pengungsian Taluditi: “Setiap hujan deras, kami langsung panik… tidak tahu harus lari ke mana” .

Pemerintah kini diuji bukan hanya dalam menyalurkan bantuan, melainkan memutus mata rantai kerentanan. Jika tidak, bencana ini hanya akan menjadi babak lain dari tragedi yang terus berulang.

baca juga artikel berita deforestasi hutan di pohuwato

Check Also

Transformasi Ekonomi Kota Gorontalo: Pacu Asnaf Miskin Jadi Mandiri

Sebanyak 55 warga asnaf miskin Kota Gorontalo mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Program Ekonomi Produktif di Aula …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *