Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni harus menjadi kompas ideologis dan etika publik bernegara, bukan sekadar acara seremonial belaka. Pernyataan tegas ini disampaikannya dalam refleksi menyambut Peringatan Hari Lahir Pancasila 2024.
“Jadikan momentum kelahiran Pancasila sebagai komitmen nilai dan moral kebangsaan untuk merefleksikan kembali jati diri Indonesia sebagai bangsa berlandaskan Pancasila,” tegas Haedar Nashir di Jakarta, Minggu (2/6/2024).
Tantangan Aktualisasi Pancasila di Era Modern
Haedar menekankan bahwa di tengah dinamika zaman, Pancasila sebagai dasar negara wajib menjadi panduan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya, implementasi nilai-nilai luhur Pancasila masih menghadapi tantangan berat:
- Maraknya praktik korupsi dan kesenjangan sosial
- Penyalahgunaan kekuasaan oleh elite politik
- Rendahnya keteladanan moral pemimpin
- Penguasaan sumber daya alam oleh oligarki
- Politisasi hukum dan perusakan etika bernegara
“Praktik kehidupan pasca-reformasi yang cenderung liberal telah memunculkan budaya pragmatis, oportunistik, dan transaksional dalam politik, ekonomi, maupun budaya,” papar Haedar Nashir.
Solusi: Dari Filosofi ke Aksi Nyata
Menanggapi tantangan tersebut, Haedar mengingatkan bahwa fokus utama bangsa bukanlah mempertentangkan Pancasila dengan ideologi lain, melainkan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila secara nyata:
“Tantangan terbesar kita adalah mewujudkan Pancasila secara otentik dalam realitas sosial, politik, ekonomi, hukum, dan seluruh praktik berbangsa-bernegara,” tegasnya.
Haedar mengutip pandangan Bung Karno tentang Pancasila sebagai philosopische grondslag (dasar filosofis) dan Weltanschauung (pandangan dunia). Menurutnya, konsep ini harus diwujudkan dalam dua level:
- Level Struktural: Menjadikan Pancasila sebagai fondasi sistem pemerintahan dan hukum.
- Level Aktual: Mewujudkan nilai Pancasila dalam perilaku konkret pejabat, aparatur, dan elite dari pusat hingga daerah.
Muhammadiyah dan Komitmen pada Pancasila
Haedar menegaskan posisi tegas Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dalam mendukung Pancasila:
- Pancasila adalah hasil konsensus luhur pendiri bangsa dari berbagai latar agama, suku, dan golongan.
- Nilai-nilai Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah, Keadilan Sosial) sejalan dengan ajaran Islam.
- Sejak kemerdekaan, Muhammadiyah konsisten mengamalkan Pancasila melalui dakwah, pendidikan, kesehatan, dan aksi kemanusiaan.
- Komitmen ini tertuang dalam dokumen resmi Muhammadiyah: “Negara Pancasila Darul Ahdi Wasyahadah” (Negara Pancasila sebagai Rumah Konsensus dan Kesaksian).
“Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah, melainkan nilai hidup bersama yang wajib kita bumikan secara nyata,” pungkas Haedar Nashir menekankan pentingnya implementasi praktis ideologi bangsa.