KHLK Gorontalo Perkuat Komitmen Pelestarian Hutan Berkelanjutan

Konservasi Hutan dan Lingkungan Khatulistiwa (KHLK) Provinsi Gorontalo semakin mempertegas komitmen dalam mewujudkan pelestarian hutan dan lingkungan hijau berkelanjutan. Langkah ini diambil sebagai respons atas tingginya laju kerusakan lingkungan akibat ekspansi industri berbasis bahan baku hutan di wilayah setempat.

Tantangan Lingkungan yang Dihadapi Gorontalo

Berdasarkan catatan KHLK, alih fungsi lahan hutan di Gorontalo kian masif, terutama untuk perkebunan kelapa sawit, Hutan Tanaman Energi (HTE), dan proyek infrastruktur strategis. Sepanjang 2024, pelepasan kawasan hutan baru tercatat mencapai 180.000 hektare (Ha). Ketua KHLK Gorontalo, Satriono, mengungkapkan keprihatinannya: “Eksploitasi sumber daya alam di Gorontalo telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dampaknya tidak hanya dirasakan masyarakat melalui penyusutan lahan dan krisis air bersih, tetapi juga mengancam kelestarian biodiversitas hutan.”

Komitmen KHLK Gorontalo dalam Forum Strategis

Pada Bandung Executive Forum (25 Mei 2025) bertema : Tantangan dan Solusi untuk Kota Layak Huni”, Satriono menegaskan bahwa forum ini menjadi landasan perumusan rencana aksi KHLK untuk empat tahun ke depan. Tiga fokus utamanya meliputi:

  1. Sinergi Kebijakan: Memperkuat kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan hutan berkelanjutan.
  2. Pengawasan Ketat AMDAL: Memastikan perusahaan sektor kehutanan mematuhi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) secara konsisten.
  3. Pemberdayaan Masyarakat: Melakukan pendampingan dan pelatihan (vokasi) di wilayah terdampak alih fungsi hutan.

Strategi Utama Pelestarian Lingkungan

Untuk menekan laju deforestasi, KHLK Gorontalo mengusung tiga strategi:

  • Advokasi Regulasi: Mengoptimalkan revisi tata ruang wilayah guna membatasi konversi hutan.
  • Audit Lingkungan Berkala: Memonitor aktivitas industri berbasis lahan hutan sesuai standar AMDAL.
  • Edukasi Berbasis Kearifan Lokal: Membangun kesadaran masyarakat melalui program vokasi dan solusi ramah lingkungan.

Dampak Sosial-Ekologis yang Mengemuka

Satriono menekankan, alih fungsi hutan telah memicu masalah multidimensi, mulai dari berkurangnya lahan produktif warga, kelangkaan air bersih, hingga fragmentasi habitat satwa endemik. “Kami bertekad agar generasi mendatang tidak hanya mengenal hutan Gorontalo dari cerita, tetapi benar-benar merasakan manfaat ekologisnya,” tegasnya.

Check Also

Emas Berdarah Gorontalo: Ekologi Yang Tergadaikan

Gorontalo, – Di balik kilau logam mulia, Provinsi Gorontalo menyimpan luka lingkungan dan sosial yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *