SAKSI KUNCI KASUS JIWASRAYA

Mari sejenak menengok ke belakang. Masih ingat kasus JIWASRAYA? Korupsi yang membelit asuransi plat merah ini bukan sekadar angka di laporan keuangan. Ini tentang harapan yang dikhianati, tentang investasi yang seharusnya menyejahterakan justru menggerogoti,seorang pria pegawai negeri sipil dengan golongan yang masih rendah meninggal mendadak hanya memiliki janji-janji jaminan kematian dari asuransi ini walhasil yang bisa dicairkan hanya 6jt,masih meninggalkan anak yg butuh biaya sekolah, entah berapa ribu jiwa yang bernasib sama seperti Pria ini.

Kejaksaan masih sibuk merajut benang kusut skandal ini. Kemarin (18/3/2025), dua saksi diperiksa: DFR, eks Kepala Divisi Pemasaran Jiwasraya, dan DK, yang pernah menjadi Kepala Divisi Akuntansi. Keduanya dipanggil bukan untuk mengenang masa lalu, tapi untuk menyusun kepingan fakta.

Nama-nama ini bukan sekadar inisial dalam berita. Mereka bagian dari cerita yang membawa Jiwasraya ke jurang kehancuran. Negara rugi, pemegang polis gigit jari. Kata-kata ‘investasi aman’ ternyata hanya fatamorgana. Dan di ujung cerita, pertanyaan klasik muncul: siapa yang benar-benar bertanggung jawab?

“Kami ingin membongkar kasus ini hingga tuntas,” kata Kapuspenkum Kejaksaan. Tapi publik tahu, tuntas itu kata yang licin. Seperti bola di kaki pemain, bisa mengarah ke gawang atau melenceng ke tribun. Akankah kali ini hukum benar-benar jadi penjaga gawang keadilan?

Jiwasraya adalah bukti bahwa korupsi bukan sekadar perbuatan, tapi pola yang terus berulang. Selagi kita menunggu peluit akhir dari penegak hukum, mari kita bertanya: apakah yang kita saksikan ini pertandingan yang adil, atau sekadar drama panjang tanpa wasit yang tegas?

Check Also

Atas Nama Tuhan? Tapi Tuhan yang Mana?

Oleh: Agus Abubakar Arsal Alhabsyi Baru saja terjadi, sebuah unggahan yang memicu kegelisahan moral, Presiden …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *